Rangkuman Materi Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Puisi
Puisi dapat didefinisikan sebagai jenis
Bahasa yang menyampaikan pesannya dengan kata – kata yang lebih padat makna
daripada Bahasa biasa. Bahasa biasa lazimnya dipakai untuk mengomunikasikan informasi
atau dapat dikatakan sebagai Bahasa praktis. Sebaliknya, puisi sebagai suatu
karya sastra bukan mengomunikasikan informasi, melainkan cipta sastra
membawakan semacam rasa dan persepsi tentang kehidupan.
pixabay |
Tujuan
dari puisi sendiri adalah untuk memperluas dan mempertajam kontak-kontak kita
dengan pengalaman. Puisi diciptakan untuk memenuhi kebutuhan batin supaya hidup
lebih bermakna. Pembuatnya pun dengan kesadaran penuh ingin mengetahui
pengalaman orang lain serta memahami lebih baik lagi pengalaman kita sendiri.
Puisi dibangun dengan unsur-unsur berikut.
a.
Tema dan makna
Tema
merupakan menjadi sesuatu yang menjadi pokok permasalahan bagi penyair. Untuk
memahami sebuah tema puisi, kita hendaknya membaca puisi tersebut berulang
ulang dan asampai mendapatkan informasi yang terkandung di dalamnya.
Kita
juga harus memperhatikan dan menjelajahi makna kata yang terkandung dalam puisi
tersebut. Tidak cukup jika hanya mendapatkan makna lugas yang tersurat dalam
puisi. Kita pun mesti memahami makna yang tersirat, kedua makna kata itu
merupakan pintu masuk memahami makna utuh sebuah puisi.
Pengungkapan
dalam puisi yang acuan maknanya bersifat indrawi disebut citraan. Citraan perlu
juga untuk dipahami dalam rangka memaknai puisi secara menyeluruh ada beberapa
citraan yang digunakan oleh para penyair
berdasarkan pencitraan indranya terhadap objek.
Berikut
ini jenis citraan dan contohnya dalam puisi.
1)
Citraan perasa
Betapa
dinginnya air sungai
Dinginnya!
Dinginnya!
2)
Citraan visual
Hai,
anak!
Jangan
bersandar pula di pohon
3)
Citraan gerak
Di
luar angina berputar-putar
Si
anak meraba puggung dan tengkuknya
Matanya
bergejolak dan giginya bergemeletuk
4)
Citraan pendegaran
Sebuah
bel kecil bergemerincing di jendela
Di
bulan juni
Berkeliling
sepi
b.
Rasa
Rasa
adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang dikandung dalam puisi.
Rasa merupakan dunia emosional yang terdapat dalam puisi. Hubungan penyair
terhadap permasalahan tercermin dalam suasana puisi. Sikap ini akan menumbuhkan
kesan tertentu, antara lain haru, murung, ceria, heroic dan putus asa.
c.
Nada
Nada
merupakan sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimanakah penyair menyikapi
pembaca dalam karyanya? Apakah itu doktriner, menghakimi, menggurui, menghasut,
atau menyindir? Semua itu dipengaruhi tempat lahirnya puisi tersebut.
d.
Amanat, tujuan, dan maksud
Amanat adalah sesuatu yang menjadi
tujuan sang penyair atau efek tertentu yang didambakan penyair.
Gambaran
puisi yang telah dijelaskan merupakan ciri puisi modern atau puisi bebas. Pada
puisi modern, kita mengenal pantun dan syair yang merupakan bentuk puisi lama.
Puisi lama ini memiliki ciri – ciri keterikatan yang lebih tegas dan jelas.
Unsur pengikat tersebut didasarkan pada rima, irama, jumlah suku kata dalam
satu baris, dan jumlah baris dalam satu bait.
Nah itulah rangkuman materi singkat mengenai unsur
intrinsic puisi. Semoga bermanfaat dan terus belajar.
0 komentar