Perjuangan
Fisik Mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)
Acaman
terhadap keutuhan Negara Kesatua Republik Indonesia setelah diproklamasikan
tanggal 17 Agustus 1945 adalah kedatangan Belanda ke Indonesia. Belanda sebagai
salah satu anggota Sekutu yang memenangkan Perang Dunia II, menyatakan berhak
atas Indonesia karena sebelumnya mereka menjajah Indonesia. Mereka datang
dengan membentuk NetherlandsIndies Civil
Administration (NICA) dengan menumpang dalam Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI).
pixabay.com |
Kedatangan
Belanda dengan menumpang AFNEI mendapat perlawanan bangsa Indonesia. Apalagi
setelah secara terang-terangan Belanda mulai menduduki wilayah Indonesia. Coba
cari informasi bagaimana perjuangan rakyat di daerah kalian, dalam melawan
Belanda pada awal kemerdekaan.
Juga
perjuangan rakyat di daerah lain di Indonesia. Apakah benar pernyataan bahwa
perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda terjadi di seluruh
wilayah Indonesia. Berikut merupakan sebagian perjuangan :
a. Pertempuran Surabaya Tanggal 10 November 1945
Terjadinya pertempuran di Surabaya diawali
kedatangan atau mendaratnya brigade 29 dari divisi India ke 23 di bawah
pinpinan Brigadir Mallaby pada tanggal 25 oktober 1945. Namun kedatangannya tersebut mengakibatkan terjadinya kerusuhan dengan
pemuda karena adanya penyelewengan kepercayaan oleh pihak Sekutu.
Pada
tanggal 27 Oktober 1945 pemuda surabaya berhasil memporakporandakan kekuatan
Sekutu. Bahkan hampir menghancurkannya, kemudian untuk menyelesaikan insiden
tersebut diadakan perundingan, Namun pada saat perundingan terjadi insiden
Jembatan Merah Brigadir Mallaby tewas.
Tanggal 9 November 1945
tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum yang isinya agar para pemilik senjata
menyerahkan senjata kepada Sekutu sampai tanggal 10 November jam 06.00.
ultimatum itu tidak dihiraukan oleh rakyat Surabaya. Akibatnya pecahlah perang
di Surabaya pada tanggal 10 november 1945, pemuda Surabaya melakukan perlawanan
dengan menyusun organisasi yang teratur di bawah komando Sungkono.
Bung Tomo melalui Radio
pemberontakan mengobarkan semangat perlawanan Pemuda Surabaya agar pantang
menyerah kepada penjajah, misalnya slogan Revolusi ”merdeka atau mati”.
Pertempuran ini merupakan pertempuran yang paling dahsyat yang menelan korban
15.000 orang, peristiwa 10 November ini di peringati sebagai Hari Pahlawan oleh
seluruh bangsa Indonesia.
b. Perlawanan terhadap Agresi Militer Belanda
Belanda
selalu berusaha menguasai Indonesia dengan berbagai cara. Berbagai perundingan
yang dilakukan sering kali dilanggra dengan berbagai alasan. Untuk menguasai
seluruh wilayah Indonesia Belanda melancarkan agresi milier sebanyak dua kali.
Agresi Militer I dilaksanakan pada tanggal 21Juli 1947, dengan menguasai
daerah-daerah yang dikuasai oleh Republik Indonesia di Sumatera, Jawa Barat,
Jawa Tengah dan Jawa Timur . Indonesia mengadukan Agresi Militer ini ke
masyarakat Internasional, dan akhirnya atas tekanan resolusi PBB akhirnya
tercapai gencatan senjata.
Agresi militer II dilakukan
kembali pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta,
ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta,
Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan
dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh
Sjafruddin Prawiranegara. Setelah Yogyakarta dikuasai Belanda perlawanan bangsa
Indonesia merubah strategi dengan cara perang gerilya. Salah satu hasil perang
gerilya adalah serangan umum tanggal 1 Maret 1949, yang dipimpin oleh Jenderal
Sudirman. Serangan ini memberi dampak bagi dunia internasional tentang
keberadaan NKRI. c. Perang Gerilya
Perlawanan
bangsa Indonesia juga menggunakan strategi perang gerilya, yaitu perang dengan
berpindah-pindah tempat. Sewaktu-waktu menyerang berbagai posisi tentara
Belanda baik di jalan maupun di markasnya. Salah satu perang gerilya dipimpin
oleh Jenderal Soedirman. Beliau bergerilya dari luar kota Jogyakarta selama
delapan bulan ditempuh kurang lebih 1000 km di daerah Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Tidak jarang Soedirman harus ditandu atau digendong karena dalam keadaan
sakit keras. Setelah berpindah-pindah dari beberapa desa rombongan Soedirman
kembali ke Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949.
Kolonel A.H. Nasution,
selaku Panglima Tentara dan Teritorium Jawa menyusun rencana pertahanan rakyat Totaliter yang kemudian dikenal sebagai
Perintah Siasat No 1 Salah satu pokok isinya ialah : Tugas pasukan-pasukan yang
berasal dari daerah-daerah federal adalah ber-wingate (menyusup ke belakang garis musuh) dan membentuk
kantong-kantong gerilya sehingga seluruh Pulau Jawa akan menjadi medan gerilya
yang luas.
Salah satu pasukan yang
harus melakukan wingate adalah
pasukan Siliwangi. Pada tanggal 19 Desember 1948 bergeraklah pasukan Siliwangi
dari Jawa Tengah menuju daerah-daerah kantong yang telah ditetapkan di Jawa
Barat. Perjalanan ini dikenal dengan nama Long March Siliwangi. Perjalanan yang
jauh, menyeberangi sungai, mendaki gunung, menuruni lembah, melawan rasa lapar
dan letih dibayangi bahaya serangan musuh.
0 komentar